Sabang, 2017
Saya rasa yang satu ini perlu saya dokumentasikan lebih proper, sayang video - videonya hanya nyangkut di instagram stories dan sudah hilang...
Saya rasa yang satu ini perlu saya dokumentasikan lebih proper, sayang video - videonya hanya nyangkut di instagram stories dan sudah hilang ditelan waktu. Di tahun 2017 ada acara kantor di Aceh Besar, menjelang satu hari terakhir (jumat tengah malam), kami akan kembali ke Jakarta Minggu pagi, ide nakal muncul dari Uda Adib. Kebetulan kami tidak tinggal di hotel, melainkan di asrama pondok sekolah.
Sebetulnya ada jadwal untuk keliling beberapa spot wisata di Aceh pada hari Sabtunya, sebagai fieldtrip kepada peserta. Museum Tsunami, beberapa pantai di Aceh, serta Masjid Baitturahman Banda Aceh. Kami? sebagai panitia sudah incip duluan dari pada Pesertanya dong. So,
"Gustaf, ke Sabang yuk?" Jam 2 malam dia nyeletuk
"Wah, asik da, caranya gimana?" saya scroll Safari.
"ke Pelabuhan lah, nyebrang sehari, sore balik, gimana?"
Aman nih pikir saya, toh, ya, ke Aceh kalau tidak menginjakkan kaki di Sabang itu seperti kalian masuk Dufan tapi hanya duduk - duduk bawah pohon tepi wahana tanpa incip.
"Oke gini, kalau dapat pinjaman motor dari panitia (lokal), kita cus, kalau tidak, jangan maksa"
"deal" Uda sumringah.
Singkat cerita kami dapat pinjaman Honda Scoopy nya Raja, Helm satu lagi kami pinjam Fatahillah.
Bada Subuh kami berangkat ke Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Dapat tiket untuk Kapal Cepat jam 08.00 Pagi.
Sekitar jam 10.00 WIB sampai kami di Pelabuhan Balohan, Sabang. ke kota sekitar 30 menitan jaraknya, di luar pelabuhan sudah ada orang yang menawarkan rental motor, 100 ribu sehari. "Kalau mau balik hari ini juga, jam 3 kalian sudah sampai sini lagi ya, karena kapal terakhir jam 4" kata Abang rental.
Kami langsung tancap gas ke nol kilometer Indonesia yang tenar itu. Maps! Cling! Foto-foto, balik
Jam 3 kami sampai di Pelabuhan lagi, sepi sekali.
Di counter informasi kami mendapat jawaban;
"Terakhir jam 2 tadi, ke Banda Aceh besok pagi saja, yang jam 4 tidak jalan karena gelombang tinggi"
Hah? ini diluar plan kami,
1) Besok jam 11 harus sudah di Bandara
2) Motor dan helm pinjaman orang di parkiran Pelabuhan Ulee Lheue
3) Baju cuma yang di badan
Uda Adib memang religius, alih -alih panik, motor di arahkan ke Masjid Sabang.
Semalam kami di penginapan sebrang Masjid Sabang. Jalanan Sabang juga udah khatam kami intari 2-3x kali saking bingung mau ngapain lagi.
Esok paginya kami kembali ke Banda Aceh, teman-teman kami sudah siap di mobil ke Bandara, kami baru packing.
Ya Salam
Sebetulnya ada jadwal untuk keliling beberapa spot wisata di Aceh pada hari Sabtunya, sebagai fieldtrip kepada peserta. Museum Tsunami, beberapa pantai di Aceh, serta Masjid Baitturahman Banda Aceh. Kami? sebagai panitia sudah incip duluan dari pada Pesertanya dong. So,
"Gustaf, ke Sabang yuk?" Jam 2 malam dia nyeletuk
"Wah, asik da, caranya gimana?" saya scroll Safari.
"ke Pelabuhan lah, nyebrang sehari, sore balik, gimana?"
Aman nih pikir saya, toh, ya, ke Aceh kalau tidak menginjakkan kaki di Sabang itu seperti kalian masuk Dufan tapi hanya duduk - duduk bawah pohon tepi wahana tanpa incip.
"Oke gini, kalau dapat pinjaman motor dari panitia (lokal), kita cus, kalau tidak, jangan maksa"
"deal" Uda sumringah.
Singkat cerita kami dapat pinjaman Honda Scoopy nya Raja, Helm satu lagi kami pinjam Fatahillah.
Bada Subuh kami berangkat ke Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Dapat tiket untuk Kapal Cepat jam 08.00 Pagi.
Tiket Kapal Cepat Banda Aceh - Sabang |
Sekitar jam 10.00 WIB sampai kami di Pelabuhan Balohan, Sabang. ke kota sekitar 30 menitan jaraknya, di luar pelabuhan sudah ada orang yang menawarkan rental motor, 100 ribu sehari. "Kalau mau balik hari ini juga, jam 3 kalian sudah sampai sini lagi ya, karena kapal terakhir jam 4" kata Abang rental.
Kami langsung tancap gas ke nol kilometer Indonesia yang tenar itu. Maps! Cling! Foto-foto, balik
di tengah perjalanan ke titik nol km. 5 langkah dari aspal pantainya |
Halo Indian Ocean |
we did it |
Jam 3 kami sampai di Pelabuhan lagi, sepi sekali.
Di counter informasi kami mendapat jawaban;
"Terakhir jam 2 tadi, ke Banda Aceh besok pagi saja, yang jam 4 tidak jalan karena gelombang tinggi"
Hah? ini diluar plan kami,
1) Besok jam 11 harus sudah di Bandara
2) Motor dan helm pinjaman orang di parkiran Pelabuhan Ulee Lheue
3) Baju cuma yang di badan
Uda Adib memang religius, alih -alih panik, motor di arahkan ke Masjid Sabang.
Semalam kami di penginapan sebrang Masjid Sabang. Jalanan Sabang juga udah khatam kami intari 2-3x kali saking bingung mau ngapain lagi.
Bada Magrib, kami nunggu isya lalu ke penginapan di depan Masjid |
Esok paginya kami kembali ke Banda Aceh, teman-teman kami sudah siap di mobil ke Bandara, kami baru packing.
Ya Salam