Pondok, oh, Pondok
Kebetulan sore hari saya menyapu halaman, lalu menegok ke depan, seperti biasa, banyak santri berpeci dan berkerudung sedang hilir mudik di ...
Kebetulan sore hari saya menyapu halaman, lalu menegok ke depan, seperti biasa, banyak santri berpeci dan berkerudung sedang hilir mudik di jalan, maklum, di depan adalah pondok putri dan di kanan rumah adalah pondok putra, di bawah satu naungan yayasan AM, *ups, salah satu pondok terbaik di Indonesia.
satu hal yang membuat saya tertarik menulisnya, menyoroti yang bagian ini...
dalam suatu saat, di masa pendaftaran, ada sekeluarga,berniat mendaftarkan anaknya tercinta, wajah Bapaknya tampak antusias, Ibunya apa lagi, tapi, anaknya yang mau di daftarkan -.-a menunjukkan wajah sendu, galau, gusar. mungkin dapat dimaklumi, pondok bukan tujuan favorit banyak anak.
mau SMP mana?
SMP anu mas, yang SBI
ketemu lagi...
mau SMA mana?
temen2ku ke sma ini semua mas, saya juga ndak kuat di sbi paling...pengen sekolah nyante
realitasnya memang demikian, so? ada yang salah dengan pondok?
padahal :
tengok ni :
http://blog.re.or.id/pendidikan-pondok-pesantren-tradisional-di-indonesia.htm
http://www.miftahussholihin.co.cc/2010/08/keunggulan-pendidikan-pesantren-masa.html
http://www.scribd.com/doc/2978118/skripsi-pendidikan
ndak kalah tahu pondok tuh, di sana tidak hanya tahu dunia, tapi juga paham akherat. lalu apa yang salah?
dari curhat teman teman saya yang pernah mondok,yang paling menyebalkan adalah resiko barang tertukar, barang yang mereka bawa dari rumah lenyap dengan mudah.
juga yang mengerika anak muda adalah sistem jam biologis mereka yang ketat. Jam 10 malam harus tidur, jam 3 harus bangun, jam 7 harus apel -.-a
kyai dan ustad yang galak dan seterusnya,
tapi yakin, semua itu untuk kebaikan santri sendiri. Semoga masih banyak anak yang mau masuk pesantren dengan suka rela dan bukan korban pelampiasan hasrat orang tua, atau pelarian mereka karena kesulitan "meluruskan anaknya"
semoga emes anda dan emes saya senantiasa peduli akan hal ini dan tidak memaksakan pijakan anaknya kesana- sini.
Tetep semangat :D
*penulis adalah seorang yangmengidamkan untuk dipondokkan, namun niat selalu urung dilaksanakan karena statussebagai anak tunggal membuat orang tua keberatan untuk ditinggalkan :)
foto dari : http://komunitasamam.wordpress.com/2011/02/23/pemberdayaan-pesantren/pondok-pesantren/
satu hal yang membuat saya tertarik menulisnya, menyoroti yang bagian ini...
dalam suatu saat, di masa pendaftaran, ada sekeluarga,berniat mendaftarkan anaknya tercinta, wajah Bapaknya tampak antusias, Ibunya apa lagi, tapi, anaknya yang mau di daftarkan -.-a menunjukkan wajah sendu, galau, gusar. mungkin dapat dimaklumi, pondok bukan tujuan favorit banyak anak.
mau SMP mana?
SMP anu mas, yang SBI
ketemu lagi...
mau SMA mana?
temen2ku ke sma ini semua mas, saya juga ndak kuat di sbi paling...pengen sekolah nyante
realitasnya memang demikian, so? ada yang salah dengan pondok?
padahal :
tengok ni :
http://blog.re.or.id/pendidikan-pondok-pesantren-tradisional-di-indonesia.htm
http://www.miftahussholihin.co.cc/2010/08/keunggulan-pendidikan-pesantren-masa.html
http://www.scribd.com/doc/2978118/skripsi-pendidikan
ndak kalah tahu pondok tuh, di sana tidak hanya tahu dunia, tapi juga paham akherat. lalu apa yang salah?
dari curhat teman teman saya yang pernah mondok,yang paling menyebalkan adalah resiko barang tertukar, barang yang mereka bawa dari rumah lenyap dengan mudah.
juga yang mengerika anak muda adalah sistem jam biologis mereka yang ketat. Jam 10 malam harus tidur, jam 3 harus bangun, jam 7 harus apel -.-a
kyai dan ustad yang galak dan seterusnya,
tapi yakin, semua itu untuk kebaikan santri sendiri. Semoga masih banyak anak yang mau masuk pesantren dengan suka rela dan bukan korban pelampiasan hasrat orang tua, atau pelarian mereka karena kesulitan "meluruskan anaknya"
Sekolah yang terbaik adalah sekolah yang mampu memfasilitasi anak didik dan gurunya tampil dan berkembang maksimal,
lalu? bagaimana jadi maksimal?
dengan melakukan semuanya dari hati, bukan paksaan bukan?
semoga emes anda dan emes saya senantiasa peduli akan hal ini dan tidak memaksakan pijakan anaknya kesana- sini.
Tetep semangat :D
*penulis adalah seorang yangmengidamkan untuk dipondokkan, namun niat selalu urung dilaksanakan karena statussebagai anak tunggal membuat orang tua keberatan untuk ditinggalkan :)
foto dari : http://komunitasamam.wordpress.com/2011/02/23/pemberdayaan-pesantren/pondok-pesantren/
2 komentar
apa aja kalo datengnya dari hati, hasilnya pasti memuaskan :) aku dulu juga kalo ga masuk SMAN ya dipondokin. tapi ga jadi, hasilnya ya gini ini. semua itu sudah di atur kok, dan syukur itu bener bener nikmat serta tidak perlu belajar di pondok, apalagi AU :) hihi
Replywkwkwkwkw.. Alhamdulillah jeng, dunia indah memang kalau kita bisa milih jalan kita sendiri :D
ReplyPembaca yang baik pasti meninggalkan feedback